BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara bahari dan tepatnya dikatakan
negara kepulauan. Indonesia ditutupi dua pertiga oleh air, wilayah tanah air
Indonesia memiliki potensi sumberdaya hayati perikanan yang besar dan belum
seluruhnya dapat dikelola.
Pemeriksaan jenis kelamin dalam budidaya sangatlah penting.
Karena hal tersebut menentukan dalam proses-proses selanjutnya dalam kegiatan
budidaya, termasuk dalam merekayasa utnuk mendapatkan produksi ikan yang
maksimum. Selain itu, identifikasi dan pembedaan jenis kelamin ini dapat
digunakan untuk menguji hasil ginogenesis dan
androgenesis(Anonymous.2006)
Ikan terdiri dari banyak sekali
spesies di dunia yang memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah berhasil
diidentifikasi para ahli ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 – 40.000
spesies. Studi mengenai jenis kelamin dari suatu spesies yang memiliki banyak
strain merupakan suatu hal yang sangat menarik dan penting untuk dilakukan
terutama bagi orang-orang yang menekuni bidang budidaya perikanan dan melakukan
penelitian di bidang Biologi Perikanan.
Hal ini karena setiap individu dari setiap spesies ikan
memiliki ciri – ciri khusus sebagai penentu apakah indi-vidu ikan itu berjenis
kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri – ciri seksual ini pada beberapa
spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan mengalami kematangan
gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri–ciri
seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum
matang gonad ataupun sudah selesai memijah karena dapat terlihat pada ciri –
ciri morfologi pada permukaan tubuhnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan
tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan sehingga membantu
mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan dan biologi perikanan
untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi dan memijah, kapan
mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa telur yang akan dibuahi
dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum matang gonad dengan yang
sudah matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa dan ikan yang
belum bereproduksi dengan yang sudah (Pulungan, 2006).
Mahasiswa perikanan harus dapat mengenali tingkat kematangan
gonad setiap jenis ikan yang populer di masyarakat sehingga dapat membantu jika
ingin membudidayakannya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa itu gonad pada ikan ?
2. Apa itu kematangan gonad secara
buatan ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Kita dapat mengetahui apa itu gonad
2. Kita dapat mengetahui kematangan
gonad secara buatan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Gonad
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan
sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut
disebut testes yang berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat
pada individu ikan betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur. (Pulungan
et. al, 2006). Selanjutnya dikatakan juga bahwa gonad yang
terdapat didalam tubuh mengalami perkembangan dari bentuk sehelai benang yang
berisi cairan bening kemudian berkembang dan membesar sesuai dengan kapasitas
rongga perut yang dimiliki individu ikan. Perkembangan gonad ini dipengaruhi
oleh adanya perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad itu sendiri. Semakin
matang gonad suatu in-dividu ikan maka semakin besar bentuk dan berat gonad
serta tubuh individu ikan.
Berdasarkan tempat pemijahan. Ikan
dapat dimasukkan kedalam beberapa golongan, yaitu golongan ikan phytopil yang
memijah pada tanaman. Golongan psamopil memijah dipasir. Golongan ikan
pelagopil memijah pada kolam air diperairan dan golongan ikan ostracopil pada
cakang yang telah mati (Raharjo, 1980).
Pengamatan terhadap aspek-aspek biologi
spesies ikan dilakukan para pakar biologi perikanan melalui pendekatan
secara kuantitatif. Dengan perlakuan yang diberikan terhadap banyak individu
ikan dengan waktu pengamatan yang relatif lama (Effendi, 1997).
Pengamatan tentang tahap tahap kematang
gonad ikan dapat dilakukan secara morphologi dan histologi. Pengamatan secara
histologi dapat dilakukan di lapangan dan di laboratorium, sedangkan pengamatan
secara histologi hanya dapat dilakukan di dalam laboratorium. Pengamat secara
histologi sangat memerlukan peralatan canggih dan teliti dan memerlukan
pendanaan yang cukup (Pulungan, 2006).
Dasar yang dipakai untuk menentukan
tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan
berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad
ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan
diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma
yang terdapat di dalam testes (Effendie, 2002).
Gonad pada ikan satu dengan ikan
yang lain pun mungkin akan sama tapi ada pula yang berbeda
Gonad
ikan lele jantan dan ikan betina dibedakan oleh ukuran, bentuk dan warna. Pada
gonad ikan jantan ukurannya lebih kecil dari induk betina. Bentuknya bergerigi
dan warna gonad putih, sedangkan pada gonad induk betina ukurannya lebih besar
dengan bentuk lonjong dan warnanya hijau. Sebenarnya perbedaan ini akan
terlihat jelas ketik gonadnya sama-sama sudah matang.
Perbedaan
yang akan jelas sekali terlihat ketika sama-sama sudah matang adalah ukurannya.
Jika pada gonad jantan pada saat matang gonad ukurannya tidak terlalu besar,
akan tetapi pada gonad betina perubahan ukuran akan nampak jelas terlihat. Hal
ini disebabkan oleh isi dari gonad itu sendiri. Jika pada gonad jantan berisi
sperma saja, sedangkan pada gonad betina berisi telur dengan jumlah yang besar.
Berbeda dengan ikan nila, ikan nila mulai
matang gonad pada umur sekitar 4-5 bulan dengan kisaran berat 120-180 gram per
ekornya. Ciri-ciri induk yang matang kelamin, pada individu jantan seluruh
tubuhnya berwarna hitam, kecuali pada dagu berwarna putih dan merah cerah pada
ujung sirip punggung, sirip dada dan sirip ekor. Sebaliknya, individu betina warna
tubuhnya keabu-abuan dan pada individu yang lebih besar, sedikit warna merah
sering terlihat pada ujung sirip ekor (Dani dan Sutijati, 1985).
Menurut Wahyuningsih
dan Barus (2006), tingkat kematangan gonad dapat
dipergunakan sebagai penduga status reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pertama
kali matang gonad, proporsi jumlah stok
yang secara produktif matang dengan pemahaman tentang siklus reproduksi bagi
suatu populasi atau spesies. Sejalan dengan pertumbuhan gonad, maka gonad akan semakin bertambah
besar dan berat sampai batas maksimum ketika terjadi pemijahan. Indeks
kematangan gonad semakin meningkat dengan meningkatnya pematangan gonad.
Pengelompokan
tingkat kematangan gonad (TKG) dapat dilakukan secara visual, tanpa mematikan
hewannya, yaitu dengan melihat perbandingan
volume visual gonad bulk ripe (>50 %). Namun, bila hanya dilihat dari ukuran
gonad atau VGB (tanpa pembedahan), sangat susah untuk membedakan antara recovery dengan partly
spawned atau spent pada TKG yang terakhir, gonad bersifat lembek dan berwarna pucat (Chumaidi, et al.,2007).
Sedangkan
Tingkat keberhasilan pemijahan ikan gurameh sangat ditentukan oleh kematangan
telur maupun sperma, sehingga induk ikan gurami yang akan dipijahkan harus
dipastikan matang gonad. Untuk menentukan induk yang telah matang gonad, dapat
dilakukan dengan mengamati ciri-ciri umum fisik induk Berikut ini ciri-ciri
umum yang dapat dijadikan patokan untuk menentukan induk ikan gurami yang telah
matang gonad:
Ciri-ciri Induk Jantan Matang Gonad
Induk
ikan gurami jantan yang telah memasuki fase matang gonad bisa dilihat dari
warna tubuhnya yang merah dan hitam terang. Bagian perut membentuk sudut tumpul
dengan susunan sisik yang normal. Gerakan ikan gurami jantan matang gonad
relatif lebih lincah. Selain itu, ikan gurami jantan matang gonad juga
menunjukkan perilaku membuat sarang, serta sisi badannya jika disentuh dan
sedikit ditekan akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu.
Ciri-ciri Induk Betina Matang Gonad
Induk
ikan gurami betina yang telah memasuki fase matang gonad bisa dilihat dari
warna tubuhnya yang relatif lebih terang. Sementara bagian perut tampak
membulat dan membesar dengan susunan sisik lebih membuka. Gerakan ikan gurami
betina matang gonad relatif lebih lamban.
Pada
ikan kerapu sunu,
Siklus Reproduksi dan Perkembangan Gonad ikan
kerapu ini bersifat hermaprodit protogini, yakni pada tahap perkembangan
mencapai dewasa (matang gonad) berjenis I kelamin betina kemudian berubah
menjadi jantansetelah tumbuh besar /umurnya bertambah tua . Menentukan jenis
kelamin jatan dan betina dapat di lakukan dengan dua cara yaitu menggunakan
selang mikro (kanulasi) dan menggunakan metode pengurutan.
Fenomena perubahan
jenis kelamin pada kerapu sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan,
umur, indeks kelamin, dan ukuran (Smith, 1982. dalam Subyakto S. Dan
Cahyaningsih S. 2003). Di habitat aslinya, kerapu melakukan pemijahan pada
malam hari, yakni antara pukul 8 malam hingga 3 pagi. Biasanya, kerapu
jantan akan berenang berputar-putar mengikuti kerapu betina. Setelah kerapu
betina mengeluarkan telurnya, kerapu jantan akan mengeluarkan spermanya
kemudian telur akan di buah oleh sperma. Fenomena perubahan jenis kelamin pada
kerapu sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur, indeks kelamin
dan ukuran (Smith. 1982)
B.
Pengertian
Pematangan Gonad Secara Buatan
Pada ikan lele dumbo, pengaruh
vitamin c terhadap perkembangan gonad dan daya tetas telur sangatlah
Besar
manfaatnya. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kualitas pakan termasuk
nutrin mikro yang merupakan factor penting yang berhubungan erat dengan
kematangan gonad, jumlah telur yang diproduksi, dan kualitas larva (Watanabe,
1988).
Keberadaan nutren dalam telur ini
merupakan akumulasi nutrient pada fase pematangan gonad. Dalam upaya untuk
lebih meningkatkan kualitas telur dan larva ikan lele, perlu diadakan perbaikan
pengolahan reproduksi dengan cara mempercepat kematangan gonad dan perbaikan
nutrisi induk terutama kebutuhan akan vitamin c.
Vitamin c merupakan salah satu nutrisi
mikro yang dibutuhkan oleh induk ikan dalam proses reproduksi. Kadang vitamin c
dalam ovarium akan meningkat pada awal
perkembangan dan menurun pada fase ahir sebelum ovulasi. Selain itu vitamin c
juga berfungsi sebagai anti oksidan (Goodman, 1994 ) dan akan melindungi
kolestrol yang merupakan sumber bahan baku untuk biosintesis hormone steroid,
dan kerusakan akibat terjadinya proses oksidasi oleh oksigen.
Untuk menujang usaha pembenihan
diperlukan induk ikan yang matang gonad, salah satunya dengan cara pemberian
vitamin c pada induk ikan.
Lama waktu pematangan gonad pada tiap perlakuan
berbeda. Ikan lele yang matang gonad dimulai pada hari ke 38 hinggga hari ke
59. Rerataan lama waktu matang gonad ika lele (Clarias sp) akibat perlakuan
penambahan vitamin C pada pakan dapat dilihat pada tabel Pada table :
1.
Hasil rerataan lama waktu matang gonad,
daya tetas telur dan ketahanan hidup
larva ikan lele akibat pengaruh
perlakuan Vitamin C dengan dosis yang berbeda
pada pakan
Perlakuan Vitamin C (mg/kg)
|
Perameter
A 0 B 600 C 1200 D 1800
Lama
waktu matang gonad
Daya
tetas telur (%)
63.33 82 83 82.66
Ketahan
hidup larva (hari) 3.33 4.66 7.66 6.33
|
Pematangan
gonad tercepat terdapat pada dosis vitamin C 1200 mg/kg pakan (Perlakuan C)
dengan rerataan 39.33 hari dan daya tetas telur yang paling tinggi terdapat
pada perlakuan vitamin C 1200 mg/kg pakan.
Ikan nila merupakan ikan konsumsi
yang banyak dibudidayakn di daerah Indonesia dan lebih dari 85 negara (
Direktoral usaha, 2010).
Taurin adalah turunan asam amino
yang membanti sistim saraf berkerja lebih mudah dalam mengantarkan air dan
mineral kedalam darah, sehingga membuat metabolism dalam tubuh berjalan dengan
baik. Pada ikan nila,pemberian pakan
yang dicampur dengan organic taurin , berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan gonad ikan. Penambahan senyawa tauri pada pakan buatan berupa
pellet dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan tingkat kematangan gonad pada
ikan nila.
1.
Data
pertumbuhan berat badan ikan nila yang
menggunakan organic taurin
Pertumbuhan Berat tubuh
Ikan nila
(z=SEM) (g)
Waktu
pengukuran
|
Control
|
Pertambahan
taurin
|
Hari
ke-10
|
227=
0,67
|
5,24
= 0,99
|
Hari
ke-20
|
3,25
= 0,51
|
6,05
= 1,13
|
Hari
ke-30
|
3,63
= 1,05
|
7,34
= 1,20
|
Pada perlakuan penambahan taurin
pertambahan berat nila lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Pertambahan rata-rata berat tubuh nila pada
perlakuan pelet taurin yang paling besar terjadi pada hari ke-30 dengan
perbedaan pertambahan berat antara kontrol dan penambahan taurin sebesar 3,71
g.
Ikan gurami merupakan salah satu
ikan air tawar asli perairan Indonesia.
Menurut Ricky (2008), ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki
hambatan pertumbuhan tetapi dapat diatasi dengan pemberian pakan berkualitas
dalam jumlah yang cukup. Pakan yang
dimakan pertama-tama akan digunakan untuk memelihara tubuh dan pergantian
jaringan tubuh yang rusak, aktivitas, pertumbuhan dan kelebihan dari pakan baru
digunakan untuk reproduksi. Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan
gonad, karena proses vitelogenesis membutuhkan nutrien, kualitas telur sangat
ditentukan oleh kandungan nutrien yang ada dalam pakan, baik kualitas maupun
kuantitasnya (Izquirdo, 2005
Semua
jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik, biasanya terdiri dari protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan bergantung
kepada jenis, ukuran, lingkungan hidup ikan dan stadia reproduksi (Mokoginta,
et al 1995).
Penambahan zat organic Taurin merupakan salah satu jenis
asam amino bebas yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan, penglihatan,
neurotransmitter, pelepasan hormone, anti oksidasi, dan lainnya. Disamping itu, taurin juga berperan penting
dalam proses reproduksi, demikian juga pakan yang merupakan komponen penting
dalam proses pematangan gonad.
Perkembangan gonad ikan berada di bawah kontrol poros
hipotalamus-hipofisisgonad yang dipengaruhi oleh sinyal lingkungan, sistem
hormon dan organ reproduksi (Zairin, 2003). Salah satu upaya pengembangan
perbenihan dalam memacu produksi hasil perikanan yaitu dengan percepatan
kematangan gonad. Secara alamiah, perkembangan gonad dipengaruhi oleh akumulasi
nutrien ke dalam pagosit nutritif melalui sintesis vitelogenin (vitelogenesis),
di bawah rangsangan hormon steroid (Unuma et al. 1999). Vitelogenesis terjadi karena adanya sinyal
lingkungan yang diterima oleh syaraf radial. Sinyal lingkungan seringkali
kurang atau lemah dalam wadah budidaya (Ricky, 2008), sehingga untuk merangsang
perkembangan dan pematangan gonad perlu dilakukan manipulasi hormonal sebagai
jalan pintas. Meskipun senyawa osmolit
organik taurin berfungsi sebagai neurotransmitter dan diduga berperan penting untuk memberikan
stimulasi pada bagian adhenohiposis pada hipotalamus yang dapat melepaskan
hormon-hormon reproduksi, kemudian bekerja pada
gonad yang membantu dalam proses kematangan gonad. Selain itu, karena ukuran gurami yang masih
terlalu kecil berkisar 150-200 g sehinnga untuk mencapai tingkat kematangan
gonad dibutuhkan waktu yang lebih lama.
Sedangkan ukuran gurami pertama kali matang gonad berkisar 2- 3 kg yang
merupakan gurami dewasa. Kordi (2010)
mengatakan bahwa perkembangan gonad ikan secara garis besar terbagi menjadi dua
tahap perkembangan utama, yaitu tahap perkembangan gonad hingga mencapai
tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan tahap pematangan produk seksual
(gamet). Tahap pertama berlangsung sejak
telur menetas atau lahir hingga mencapai dewasa kelamin dan tahap kedua
berlangsung setelah ikan dewasa. Proses
kedua berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi berjalan normal.
Pada ikan betina memiliki nilai IGS yang lebih besar
dibandingkan dengan ikan jantan (Favian, 2009).
Seperti yang dikatakan pula oleh Kordi (2010) umumnya berat gonad ikan
betina dapat mencapai 1025% dari berat tubuh sedangkan pada ikan jantan berat
gonadnya 5-10% dari berat tubuh
Menurut Effendie
(2002), adakalanya IGS dihubungkan dengan TKG yang pengamatannya
berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad. Dengan membandingkan hubungan
yang tampak antara perkembangan di dalam dan di luar gonad.
Gonad jantan dan betina umumnya memiliki karakteristik yang
sangat berbeda. Pada gonad betina
umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan gonad jantan. Gonad betina (ovarium) berwarna agak
kekuningan, diselubungi lemak, dan berpasangan.
Sedangkan gonad jantan berbentuk pipih, berwarna putih susu, dan
berpasangan.
Berbeda halnya dalam
melaksanakan pembenihan dan budidaya ikan kerapu sunu secara berkelanjutan,
ketergantungan pada induk-induk dari alam harus dikurangi secara bertahap dan
digantikan dengan indukinduk produksi hatcheri hasil domestikasi.
Untuk mendukung
keberhasilan pembenihan kerapu ini maka perlu dipelajari aspek reproduksi dari
indukinduk hasil budidaya, sehingga dapat diketahui ukuran induk kerapu sunu
hasil budidaya tersebut matang gonad. Menurut Goeden (1978) , di alam ikan
kerapu sunu dewasa yang terkecil berukuran panjang standar 21 cm pada umur 2
tahun dan terbesar dengan panjang 47 cm pada umur 4 tahun. Sedangkan ikan
jantan matang gonad pada ukuran 30 cm (umur 3 tahun).
Ikan kerapu sunu termasuk ke dalam ikan hermaprodit
protogini (Andamari et al., 2007). Hermaprodit protogini terjadi apabila gonad
ikan berdiferensiasi dari fase betina ke fase jantan (Effendie, 1997). Ikan
kerapu sunu akan mengalami perubahan dari ikan betina yang fungsional menjadi
ikan jantan yang fungsional setelah mengalami fase transisi intersex.
Pada
ikan P. leopardus menunjukkan perubahan jenis kelamin dari betina ke jantan
pada ukuran panjang 45 cm (Trisakti, 2003). kerapu bebek (C. altivelis) mulai
matang gonad pada ukuran panjang 36 cm atau bobot 1000 g, sedangkan jantan
mulai matang gonad pada ukuran panjang 48 cm atau bobot 2500 g dan ikan E.
coiodes mulai matang gonad pada ukuran panjang 55 cm (Widodo, 2006). Menurut
Mujimin (2008), bahwa hermaprodit yang terjadi pada ikan kerapu sunu yaitu pada
waktu ikan kerapu sunu masih kecil akan terlihat betina setelah besar akan
menjadi jantan dan tidak akan kembali lagi ke betina. Perubahan tersebut
tergantung pada ukuran, umur dan jenisnya (Tridjoko, 2010). Sementara untuk
ikan kerapu sunu hasil budidaya, baru diperoleh beberapa literature yang
membahas tentang pematangan gonad dan upaya percepatan perubahan jenis kelamin
(Sembiring et.al., 2012). Penggunaan hormon untuk memacu perubahan sex cenderung
mempercepat pematangan gonad ikan betina dengan ukuran 400-500 g. Namun tidak
ditemukan adanya induk yang berubah jenis kelamin. Oleh karena itu diduga bahwa
untuk mencapai matang gonad induk betina dapat dipacu dengan pengunaan hormon
LHRH-a tetapi untuk menjadi jantan tidak cukup hanya dengan menggunakan hormon
bahkan mungkin, umur yang paling berperan dibandingkan dengan ukuran.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
mengenai perkembangan gonad pada ikan ketika kita akan melakukan budidaya jauh
sebelumnya kita bisa mengetahui terlebihi dahulu, nilai berat dan panjang ikan
yang akan di budidayakan. Kematangan gonad sangat penting karena berhubungan
dengan pemijahan. Induk ikan yang matang gonad dapat
diketahui dengan melihat morfologi pada tubuh bagian luar, seperti bagian perut
dan warna. Misalnya pada induk betina, yang telah matang gonad terlihat
perutnya besar dan empuk bila disentuh. Waktu pertama kali matang gonad setiap
individu ikan tidak sama, tergantung pada faktor umur lingkungan dan nilai ferekunditas
tergantung pada komposisi terlur dan kematangan gonad.
1. Penambahan vitamin C mg/kg pakan
memberikan pengaruh pada lama waktu matang gonad, daya tetas telur dan
ketahanan hidup larva ikan lele (Clarias sp).
2. Penambahan vitamin C 1200 mg/kg pakan
adalah perlakuan yang terbaik dengan menghasilkan lama waktu matang gonad 39.33
hari, dan presentase daya tetas telur 83 %
serta lama waktu ketahanan hidup larva 7.66 hari.
3. Senyawa osmolit organik taurin
berpengaruh pada pertambahan berat tubuh, panjang tubuh, dan lingkar perut ikan
nila.
4. Penambahan senyawa osmolit organik
taurin pada pakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan gonad gurami jantan
atau betina, tetapi memiliki pengaruh terhadap pertambahan berat tubuh gurami.
5. Dari kondisi gonad dapat disimpulkan
bahwa ikan kerapu sunu bersifat asynchronous. Ikan kerapu sunu jantan sebanyak
2 ekor telah matang gond dengan berat antara 1.590-1.650 g.
B. SARAN
1. Sebelum melakukan pemijahan ikan,
sebaiknya perlu mengetahui tingkat kematangan gonad tersebut sehingga
kemungkinan pemijahan yang akan dilakukan akan memperoleh keberhasilan.
2. Dalam menghitung nilai
fekunditas, sebaiknya dilakukan dengan beberapa metode sehingga data yang
diperoleh akan lebih spesifik. Seperti metode jumlah, metode volumetrik, dan
metode gravimetrik.
DAFTAR
PUSTAKA
Tester dan Takata. 1953.
Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second Edition. Prentice Hall,
New Jersey
Anonimous. 2009. Ikan Lele
Clarias batrachus. http://biologic.blogspot.com/2009/05/ diakses
tanggal 7 Juni 2011, jam 20.00 Azwar ZI. 1997.
Pengaruh ascorbil fosfat magnesium sebagai sumber vitamin C terhadap
perkembangan ovarium dan penampilan larva ikan nila (Oreochromis sp.) ⁅disertasi⁆. Bogor.
Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor Azwar ZI, Prijono A, Setiadharma T, Sutarmat T. 2001. Pengaruh Suplementasi
Askorbil-2-Fosfat Magnesium Sebagai Sumber Vitamin C Dalam Ransum Terhadap
Perkembangan Gonad dan Mutu Telur Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal).
Trisakti, B. 2003. Aplikasi data landsat
untuk budidaya ikan kerapu. Berita Indraja, 2(3):12-15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar