Nofi Photo

Nofi Photo
Fotografer Propesional

Selasa, 08 Maret 2016

tugas juran politehnik muh magelang



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara bahari dan tepatnya dikatakan negara kepulauan. Indonesia ditutupi dua pertiga oleh air, wilayah tanah air Indonesia memiliki potensi sumberdaya hayati perikanan yang besar dan belum seluruhnya dapat dikelola.
Pemeriksaan jenis kelamin dalam budidaya sangatlah penting. Karena hal tersebut menentukan dalam proses-proses selanjutnya dalam kegiatan budidaya, termasuk dalam merekayasa utnuk mendapatkan produksi ikan yang maksimum. Selain itu, identifikasi dan pembedaan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk menguji hasil ginogenesis dan androgenesis(Anonymous.2006)                                  
Ikan terdiri dari banyak sekali spesies di dunia yang memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah berhasil diidentifikasi para ahli ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 – 40.000 spesies. Studi mengenai jenis kelamin dari suatu spesies yang memiliki banyak strain merupakan suatu hal yang sangat menarik dan penting untuk dilakukan terutama bagi orang-orang yang menekuni bidang budidaya perikanan dan melakukan penelitian di bidang Biologi Perikanan.
Hal ini karena setiap individu dari setiap spesies ikan memiliki ciri – ciri khusus sebagai penentu apakah indi-vidu ikan itu berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri – ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan mengalami kematangan gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri–ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah selesai memijah karena dapat terlihat pada ciri – ciri morfologi pada permukaan tubuhnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan sehingga membantu mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan dan biologi perikanan untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi dan memijah, kapan mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa telur yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum matang gonad dengan yang sudah matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa dan ikan yang belum bereproduksi dengan yang sudah (Pulungan, 2006).
Mahasiswa perikanan harus dapat mengenali tingkat kematangan gonad setiap jenis ikan yang populer di masyarakat sehingga dapat membantu jika ingin membudidayakannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu gonad pada ikan ?
2.      Apa itu kematangan gonad secara buatan ?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Kita dapat mengetahui apa itu gonad
2.      Kita dapat mengetahui kematangan gonad secara buatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Gonad
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut disebut testes yang berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat pada individu ikan betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur. (Pulungan et. al,  2006). Selanjutnya dikatakan juga bahwa gonad yang terdapat didalam tubuh mengalami perkembangan dari bentuk sehelai benang yang berisi cairan bening kemudian berkembang dan membesar sesuai dengan kapasitas rongga perut yang dimiliki individu ikan. Perkembangan gonad ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad itu sendiri. Semakin matang gonad suatu in-dividu ikan maka semakin besar bentuk dan berat gonad serta tubuh individu ikan.
Berdasarkan tempat pemijahan. Ikan dapat dimasukkan kedalam beberapa golongan, yaitu golongan ikan phytopil yang memijah pada tanaman. Golongan psamopil memijah dipasir. Golongan ikan pelagopil memijah pada kolam air diperairan dan golongan ikan ostracopil pada cakang yang telah mati (Raharjo, 1980).
Pengamatan terhadap aspek-aspek biologi spesies ikan dilakukan para pakar biologi  perikanan melalui pendekatan secara kuantitatif. Dengan perlakuan yang diberikan terhadap banyak individu ikan dengan waktu pengamatan yang relatif  lama (Effendi, 1997).
Pengamatan tentang tahap tahap kematang gonad ikan dapat dilakukan secara morphologi dan histologi. Pengamatan secara histologi dapat dilakukan di lapangan dan di laboratorium, sedangkan pengamatan secara histologi hanya dapat dilakukan di dalam laboratorium. Pengamat secara histologi sangat memerlukan peralatan canggih dan teliti dan memerlukan pendanaan yang cukup (Pulungan, 2006).
Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di dalam testes (Effendie, 2002).
Gonad pada ikan satu dengan ikan yang lain pun mungkin akan sama tapi ada pula yang berbeda
Gonad ikan lele jantan dan ikan betina dibedakan oleh ukuran, bentuk dan warna. Pada gonad ikan jantan ukurannya lebih kecil dari induk betina. Bentuknya bergerigi dan warna gonad putih, sedangkan pada gonad induk betina ukurannya lebih besar dengan bentuk lonjong dan warnanya hijau. Sebenarnya perbedaan ini akan terlihat jelas ketik gonadnya sama-sama sudah matang.
Perbedaan yang akan jelas sekali terlihat ketika sama-sama sudah matang adalah ukurannya. Jika pada gonad jantan pada saat matang gonad ukurannya tidak terlalu besar, akan tetapi pada gonad betina perubahan ukuran akan nampak jelas terlihat. Hal ini disebabkan oleh isi dari gonad itu sendiri. Jika pada gonad jantan berisi sperma saja, sedangkan pada gonad betina berisi telur dengan jumlah yang besar.
Berbeda dengan ikan nila, ikan nila mulai matang gonad pada umur sekitar 4-5 bulan dengan kisaran berat 120-180 gram per ekornya. Ciri-ciri induk yang matang kelamin, pada individu jantan seluruh tubuhnya berwarna hitam, kecuali pada dagu berwarna putih dan merah cerah pada ujung sirip punggung, sirip dada dan sirip ekor. Sebaliknya, individu betina warna tubuhnya keabu-abuan dan pada individu yang lebih besar, sedikit warna merah sering terlihat pada ujung sirip ekor (Dani dan Sutijati, 1985).
            Menurut Wahyuningsih dan Barus (2006), tingkat kematangan gonad dapat dipergunakan sebagai penduga status reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pertama kali matang gonad, proporsi jumlah stok yang secara produktif matang dengan pemahaman tentang siklus reproduksi bagi suatu populasi atau spesies. Sejalan dengan pertumbuhan gonad, maka gonad akan semakin bertambah besar dan berat sampai batas maksimum ketika terjadi pemijahan. Indeks kematangan gonad semakin meningkat dengan meningkatnya pematangan gonad.
            Pengelompokan tingkat kematangan gonad (TKG) dapat dilakukan secara visual, tanpa mematikan hewannya, yaitu dengan melihat perbandingan volume visual gonad bulk ripe (>50 %). Namun, bila hanya dilihat dari ukuran gonad atau VGB (tanpa pembedahan), sangat susah untuk membedakan antara recovery dengan partly spawned atau spent pada TKG yang terakhir, gonad bersifat lembek dan berwarna pucat (Chumaidi, et al.,2007).
            Sedangkan Tingkat keberhasilan  pemijahan  ikan gurameh sangat ditentukan oleh kematangan telur maupun sperma, sehingga induk ikan gurami yang akan dipijahkan harus dipastikan matang gonad. Untuk menentukan induk yang telah matang gonad, dapat dilakukan dengan mengamati ciri-ciri umum fisik induk Berikut ini ciri-ciri umum yang dapat dijadikan patokan untuk menentukan induk ikan gurami yang telah matang gonad:
Ciri-ciri Induk Jantan Matang Gonad
Induk ikan gurami jantan yang telah memasuki fase matang gonad bisa dilihat dari warna tubuhnya yang merah dan hitam terang. Bagian perut membentuk sudut tumpul dengan susunan sisik yang normal. Gerakan ikan gurami jantan matang gonad relatif lebih lincah. Selain itu, ikan gurami jantan matang gonad juga menunjukkan perilaku membuat sarang, serta sisi badannya jika disentuh dan sedikit ditekan akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu.
Ciri-ciri Induk Betina Matang Gonad
Induk ikan gurami betina yang telah memasuki fase matang gonad bisa dilihat dari warna tubuhnya yang relatif lebih terang. Sementara bagian perut tampak membulat dan membesar dengan susunan sisik lebih membuka. Gerakan ikan gurami betina matang gonad relatif lebih lamban.
            Pada ikan kerapu sunu, Siklus Reproduksi dan Perkembangan Gonad ikan kerapu ini bersifat hermaprodit protogini, yakni pada tahap perkembangan mencapai dewasa (matang gonad) berjenis I kelamin betina kemudian berubah menjadi jantansetelah tumbuh besar /umurnya bertambah tua . Menentukan jenis kelamin jatan dan betina dapat di lakukan dengan dua cara yaitu menggunakan selang mikro (kanulasi) dan menggunakan metode pengurutan.
Fenomena perubahan jenis kelamin pada kerapu sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur, indeks kelamin, dan ukuran (Smith, 1982. dalam Subyakto S. Dan Cahyaningsih S. 2003). Di habitat aslinya, kerapu melakukan pemijahan pada malam hari, yakni antara pukul 8 malam hingga 3 pagi. Biasanya, kerapu  jantan akan berenang berputar-putar mengikuti kerapu betina. Setelah kerapu betina mengeluarkan telurnya, kerapu jantan akan mengeluarkan spermanya kemudian telur akan di buah oleh sperma. Fenomena perubahan jenis kelamin pada kerapu sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur, indeks kelamin dan ukuran (Smith. 1982)
             
B.     Pengertian Pematangan Gonad Secara Buatan
Pada ikan lele dumbo, pengaruh vitamin c terhadap perkembangan gonad dan daya tetas telur sangatlah
Besar manfaatnya. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kualitas pakan termasuk nutrin mikro yang merupakan factor penting yang berhubungan erat dengan kematangan gonad, jumlah telur yang diproduksi, dan kualitas larva (Watanabe, 1988).
            Keberadaan nutren dalam telur ini merupakan akumulasi nutrient pada fase pematangan gonad. Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kualitas telur dan larva ikan lele, perlu diadakan perbaikan pengolahan reproduksi dengan cara mempercepat kematangan gonad dan perbaikan nutrisi induk terutama kebutuhan akan vitamin c.
            Vitamin c merupakan salah satu nutrisi mikro yang dibutuhkan oleh induk ikan dalam proses reproduksi. Kadang vitamin c  dalam ovarium akan meningkat pada awal perkembangan dan menurun pada fase ahir sebelum ovulasi. Selain itu vitamin c juga berfungsi sebagai anti oksidan (Goodman, 1994 ) dan akan melindungi kolestrol yang merupakan sumber bahan baku untuk biosintesis hormone steroid, dan kerusakan akibat terjadinya proses oksidasi oleh oksigen.
            Untuk menujang usaha pembenihan diperlukan induk ikan yang matang gonad, salah satunya dengan cara pemberian vitamin c pada induk ikan.
Lama  waktu pematangan gonad pada tiap perlakuan berbeda. Ikan lele yang matang gonad dimulai pada hari ke 38 hinggga hari ke 59. Rerataan lama waktu matang gonad ika lele (Clarias sp) akibat perlakuan penambahan vitamin C pada pakan dapat dilihat pada tabel Pada table :



1.      Hasil rerataan lama waktu matang gonad, daya tetas telur dan  ketahanan hidup larva  ikan lele akibat pengaruh perlakuan Vitamin C dengan dosis yang berbeda  pada pakan 
                                                      Perlakuan  Vitamin C (mg/kg)
  Perameter                                                A 0            B 600      C 1200       D 1800
Lama waktu matang gonad
                                                            
Daya tetas telur (%)                                63.33          82             83               82.66
Ketahan hidup larva  (hari)                     3.33            4.66          7.66            6.33                             


Pematangan gonad tercepat terdapat pada dosis vitamin C 1200 mg/kg pakan (Perlakuan C) dengan rerataan 39.33 hari dan daya tetas telur yang paling tinggi terdapat pada perlakuan vitamin C 1200 mg/kg pakan.

            Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang banyak dibudidayakn di daerah Indonesia dan lebih dari 85 negara ( Direktoral usaha, 2010).
            Taurin adalah turunan asam amino yang membanti sistim saraf berkerja lebih mudah dalam mengantarkan air dan mineral kedalam darah, sehingga membuat metabolism dalam tubuh berjalan dengan baik. Pada ikan nila,pemberian  pakan yang dicampur dengan organic taurin , berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan gonad ikan. Penambahan senyawa tauri pada pakan buatan berupa pellet dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan tingkat kematangan gonad pada ikan nila.
1.      Data pertumbuhan berat badan  ikan nila yang menggunakan organic taurin
Pertumbuhan  Berat tubuh  Ikan nila
(z=SEM) (g)

Waktu pengukuran
Control
Pertambahan taurin
Hari ke-10
227= 0,67
5,24 = 0,99
Hari ke-20
3,25 = 0,51
6,05 = 1,13
Hari ke-30
3,63 = 1,05
7,34 = 1,20

Pada perlakuan penambahan taurin pertambahan berat nila lebih besar dibandingkan dengan kontrol.  Pertambahan rata-rata berat tubuh nila pada perlakuan pelet taurin yang paling besar terjadi pada hari ke-30 dengan perbedaan pertambahan berat antara kontrol dan penambahan taurin sebesar 3,71 g.


 
             
            Ikan gurami merupakan salah satu ikan air tawar  asli perairan Indonesia. Menurut Ricky (2008), ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki hambatan pertumbuhan tetapi dapat diatasi dengan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup.  Pakan yang dimakan pertama-tama akan digunakan untuk memelihara tubuh dan pergantian jaringan tubuh yang rusak, aktivitas, pertumbuhan dan kelebihan dari pakan baru digunakan untuk reproduksi. Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad, karena proses vitelogenesis membutuhkan nutrien, kualitas telur sangat ditentukan oleh kandungan nutrien yang ada dalam pakan, baik kualitas maupun kuantitasnya (Izquirdo, 2005
Semua jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik, biasanya terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas.  Jumlah zat gizi yang dibutuhkan bergantung kepada jenis, ukuran, lingkungan hidup ikan dan stadia reproduksi (Mokoginta, et al 1995).
Penambahan zat organic Taurin merupakan salah satu jenis asam amino bebas yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan, penglihatan, neurotransmitter, pelepasan hormone, anti oksidasi, dan lainnya.  Disamping itu, taurin juga berperan penting dalam proses reproduksi, demikian juga pakan yang merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad. 
Perkembangan gonad ikan berada di bawah kontrol poros hipotalamus-hipofisisgonad yang dipengaruhi oleh sinyal lingkungan, sistem hormon dan organ reproduksi (Zairin, 2003). Salah satu upaya pengembangan perbenihan dalam memacu produksi hasil perikanan yaitu dengan percepatan kematangan gonad. Secara alamiah, perkembangan gonad dipengaruhi oleh akumulasi nutrien ke dalam pagosit nutritif melalui sintesis vitelogenin (vitelogenesis), di bawah rangsangan hormon steroid (Unuma et al. 1999).  Vitelogenesis terjadi karena adanya sinyal lingkungan yang diterima oleh syaraf radial. Sinyal lingkungan seringkali kurang atau lemah dalam wadah budidaya (Ricky, 2008), sehingga untuk merangsang perkembangan dan pematangan gonad perlu dilakukan manipulasi hormonal sebagai jalan pintas.   Meskipun senyawa osmolit organik taurin berfungsi sebagai neurotransmitter  dan diduga berperan penting untuk memberikan stimulasi pada bagian adhenohiposis pada hipotalamus yang dapat melepaskan hormon-hormon reproduksi, kemudian bekerja pada  gonad yang membantu dalam proses kematangan gonad.  Selain itu, karena ukuran gurami yang masih terlalu kecil berkisar 150-200 g sehinnga untuk mencapai tingkat kematangan gonad dibutuhkan waktu yang lebih lama.  Sedangkan ukuran gurami pertama kali matang gonad berkisar 2- 3 kg yang merupakan gurami dewasa.   Kordi (2010) mengatakan bahwa perkembangan gonad ikan secara garis besar terbagi menjadi dua tahap perkembangan utama, yaitu tahap perkembangan gonad hingga mencapai tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan tahap pematangan produk seksual (gamet).  Tahap pertama berlangsung sejak telur menetas atau lahir hingga mencapai dewasa kelamin dan tahap kedua berlangsung setelah ikan dewasa.  Proses kedua berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi berjalan normal. 
Pada ikan betina memiliki nilai IGS yang lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan (Favian, 2009).  Seperti yang dikatakan pula oleh Kordi (2010) umumnya berat gonad ikan betina dapat mencapai 1025% dari berat tubuh sedangkan pada ikan jantan berat gonadnya 5-10% dari berat tubuh
Menurut Effendie  (2002), adakalanya IGS dihubungkan dengan TKG yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad. Dengan membandingkan hubungan yang tampak antara perkembangan di dalam dan di luar gonad.   
Gonad jantan dan betina umumnya memiliki karakteristik yang sangat berbeda.  Pada gonad betina umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan gonad jantan.  Gonad betina (ovarium) berwarna agak kekuningan, diselubungi lemak, dan berpasangan.  Sedangkan gonad jantan berbentuk pipih, berwarna putih susu, dan berpasangan.
 Berbeda halnya dalam melaksanakan pembenihan dan budidaya ikan kerapu sunu secara berkelanjutan, ketergantungan pada induk-induk dari alam harus dikurangi secara bertahap dan digantikan dengan indukinduk produksi hatcheri hasil domestikasi.
 Untuk mendukung keberhasilan pembenihan kerapu ini maka perlu dipelajari aspek reproduksi dari indukinduk hasil budidaya, sehingga dapat diketahui ukuran induk kerapu sunu hasil budidaya tersebut matang gonad. Menurut Goeden (1978) , di alam ikan kerapu sunu dewasa yang terkecil berukuran panjang standar 21 cm pada umur 2 tahun dan terbesar dengan panjang 47 cm pada umur 4 tahun. Sedangkan ikan jantan matang gonad pada ukuran 30 cm (umur 3 tahun). 
Ikan kerapu sunu termasuk ke dalam ikan hermaprodit protogini (Andamari et al., 2007). Hermaprodit protogini terjadi apabila gonad ikan berdiferensiasi dari fase betina ke fase jantan (Effendie, 1997). Ikan kerapu sunu akan mengalami perubahan dari ikan betina yang fungsional menjadi ikan jantan yang fungsional setelah mengalami fase transisi intersex.
Pada ikan P. leopardus menunjukkan perubahan jenis kelamin dari betina ke jantan pada ukuran panjang 45 cm (Trisakti, 2003). kerapu bebek (C. altivelis) mulai matang gonad pada ukuran panjang 36 cm atau bobot 1000 g, sedangkan jantan mulai matang gonad pada ukuran panjang 48 cm atau bobot 2500 g dan ikan E. coiodes mulai matang gonad pada ukuran panjang 55 cm (Widodo, 2006). Menurut Mujimin (2008), bahwa hermaprodit yang terjadi pada ikan kerapu sunu yaitu pada waktu ikan kerapu sunu masih kecil akan terlihat betina setelah besar akan menjadi jantan dan tidak akan kembali lagi ke betina. Perubahan tersebut tergantung pada ukuran, umur dan jenisnya (Tridjoko, 2010). Sementara untuk ikan kerapu sunu hasil budidaya, baru diperoleh beberapa literature yang membahas tentang pematangan gonad dan upaya percepatan perubahan jenis kelamin (Sembiring et.al., 2012). Penggunaan hormon untuk memacu perubahan sex cenderung mempercepat pematangan gonad ikan betina dengan ukuran 400-500 g. Namun tidak ditemukan adanya induk yang berubah jenis kelamin. Oleh karena itu diduga bahwa untuk mencapai matang gonad induk betina dapat dipacu dengan pengunaan hormon LHRH-a tetapi untuk menjadi jantan tidak cukup hanya dengan menggunakan hormon bahkan mungkin, umur yang paling berperan dibandingkan dengan ukuran. 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan mengenai perkembangan gonad pada ikan ketika kita akan melakukan budidaya jauh sebelumnya kita bisa mengetahui terlebihi dahulu, nilai berat dan panjang ikan yang akan di budidayakan. Kematangan gonad sangat penting karena berhubungan dengan pemijahan. Induk ikan yang matang gonad dapat diketahui dengan melihat morfologi pada tubuh bagian luar, seperti bagian perut dan warna. Misalnya pada induk betina, yang telah matang gonad terlihat perutnya besar dan empuk bila disentuh. Waktu pertama kali matang gonad setiap individu ikan tidak sama, tergantung pada faktor umur lingkungan dan nilai ferekunditas tergantung pada komposisi terlur dan kematangan gonad.
 
1.      Penambahan vitamin C mg/kg pakan memberikan pengaruh pada lama waktu matang gonad, daya tetas telur dan ketahanan hidup larva ikan lele (Clarias sp).
2.      Penambahan vitamin C 1200 mg/kg pakan adalah perlakuan yang terbaik dengan menghasilkan lama waktu matang gonad 39.33 hari, dan presentase daya tetas telur 83 %  serta lama waktu ketahanan hidup larva 7.66 hari.  
3.      Senyawa osmolit organik taurin berpengaruh pada pertambahan berat tubuh, panjang tubuh, dan lingkar perut ikan nila.
4.      Penambahan senyawa osmolit organik taurin pada pakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan gonad gurami jantan atau betina, tetapi memiliki pengaruh terhadap pertambahan berat tubuh gurami.
5.      Dari kondisi gonad dapat disimpulkan bahwa ikan kerapu sunu bersifat asynchronous. Ikan kerapu sunu jantan sebanyak 2 ekor telah matang gond dengan berat antara 1.590-1.650 g.

B.     SARAN
1. Sebelum melakukan pemijahan ikan, sebaiknya perlu mengetahui tingkat kematangan gonad tersebut sehingga kemungkinan pemijahan yang akan dilakukan akan memperoleh keberhasilan.
2. Dalam menghitung nilai fekunditas, sebaiknya dilakukan dengan beberapa metode sehingga data yang diperoleh akan lebih spesifik. Seperti metode jumlah, metode volumetrik, dan metode gravimetrik.





DAFTAR PUSTAKA
Tester dan Takata.  1953.  Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second Edition. Prentice Hall, New Jersey
Anonimous. 2009. Ikan Lele Clarias  batrachus.  http://biologic.blogspot.com/2009/05/ diakses tanggal 7 Juni 2011, jam 20.00 Azwar ZI. 1997.
Pengaruh ascorbil fosfat  magnesium sebagai sumber vitamin C terhadap perkembangan ovarium dan penampilan larva ikan nila (Oreochromis sp.) disertasi. Bogor.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Azwar ZI, Prijono A, Setiadharma T,  Sutarmat T. 2001. Pengaruh Suplementasi Askorbil-2-Fosfat Magnesium Sebagai Sumber Vitamin C Dalam Ransum Terhadap Perkembangan Gonad dan Mutu Telur Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal).
Trisakti, B. 2003. Aplikasi data landsat untuk budidaya ikan kerapu. Berita Indraja, 2(3):12-15.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar